(Improvement of Husk Furnace Design to Increase Heat Efficiency of Paddy Drying Process)
Sutrisno 1) dan Ridwan Rachmad 2)
1) Balai Penelitian Padi, Jl. Raya 9 Sukamandi, Subang 41256, Jawa Barat.
2) Instalasi Penelitian Tanaman Padi, Karawang, Jl. Surotokunto, Rawagabus, Karawang.
ABSTRAK
Pengering padi berbahan bakar sekam kapasitas 5 ton hasil, masih memiliki kelemahan yaitu jumlah tungku jamak yang terlalu banyak (5 unit) Akibatnya selain investasi alat pengering menjadi relatif mahal, dalam pengoperasiannya kurang praktis. Penelitian perbaikan disain tungku untuk meningkatkan efisiensi perlu dilakukan dengan tujuan agar jumlah tungku dapat dikurangi, tanpa menurunkan suhu pengeringan maksimum (60 ºC). Penelitian dilakukan di Instalasi Karawang Balai Penelitian Tanaman Padi pada tahun 2001. Uji coba pengeringan gabah menggunakan varietas IR64 sebanyak 5.000 kg hasil panen MH 2001/2002. Gabah dikeringkan dari kadar air 23,50 % menjadi 13,85 % yang memerlukan waktu selama 10 jam. Hasil uji menunjukkan bahwa tungku jamak yang sebelumnya terdiri dari 5 unit dapat dikurangi menjadi 3 unit. Selain itu efisiensi tungku jamak dapat ditingkatkan dari 25 % menjadi 41,10 %, sehingga investasi alat dapat dihemat sekitar 10 %. Pada uji coba pengeringan gabah dengan kapasitas maksimum (5 ton) dengan menggunakan suhu pengeringan 45 ºC, tungku yang dioperasikan hanya 2 bh, yang terdiri dari Tungku-2 dan Tungku-3. Suhu udara pengeringan maksimum (60 °C) dicapai, apabila semua tungku (sebuah Tungku-2 dan dua buah Tungku-3) dioperasikan. Laju pengeringan rata-rata sebesar 0,97 %/jam, sedang bahan bakar sekam yang digunakan sebanyak 300 kg. Pengeringan gabah dengan menggunakan pengering bahan bakar sekam ini biayanya lebih murah dibandingkan dengan pengering BBM yang dioperasikan di pengusaha penggilingan, yaitu berturut-turut Rp.60,- dan Rp.100,-/kg GKP.
Kata kunci : padi, pengering , tungku sekam, efisien, biaya pengeringan