(Modification and Field Testing Plucking Machine for Indonesian Tea Estate Condition)
Tadjudin Abas 1), Wenten Astika 1), Erwan Johan 1), dan Harjono 2)
1) Masing-masing Peneliti Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung
2) Perekayasa Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Serpong
ABSTRAK
Keterbatasan tenaga kerja mengubah pemikiran untuk melakukan pemetikan secara mekanis. Mesin petik teh tipe 120 impor dari Jepang mempunyai beberapa kelemahan, yaitu (1) jarak jalur petik dalam baris tanaman tunggal sekitar 90 -100 cm. Jarak ini lebih kecil dari jarak minimum operator yaitu 130 cm. Akibatnya mesin tidak dapat berjalan tegak lurus arah gerakan. Sehingga kapasitas dan kualitas kerja mesin rendah, (2) tinggi mesin < 20 cm, sehingga sebagian pucuk teh assamica dengan daur petik sekitar 18 - 22 hari tidak masuk ke dalam kantong penampung, dan (3) suku cadang komponen motor penggerak dan blower tidak tersedia di pasar lokal sehingga harganya mahal. Oleh sebab itu perlu modifikasi mesin petik maupun kebun teh yang ada. Modifikasi kebun maupun mesin petik teh dengan pola pemetikan melompat baris garis ganda. Motor penggerak dan blower, menggunakan komponen mist blower yang tersedia di pasar lokal. Pengujian unjuk kerja dilakukan selama 18 kali petik di kebun Tambaksari, Subang pada klon TRI 2025, dengan daur petik rata-rata 20 hari. Sebagai kontrol dilakukan petik manual dengan daur petik rata-rata 11 hari. Luas masing-masing plot 0,5 ha. Hasil menunjukkan : (a) kualitas petikan dengan mesin memenuhi syarat (MS) rata-rata 64,9%, lebih baik dibanding manual (63,3%) dengan kadar pati di atas 12%, (b) dapat menggali potensi kebun sebesar 11% di atas pemetikan manual, dan (c) kapasitas kerja lapang aktual 0,14 - 0,3 ha/jam (24,3 kali manual). Dengan kapasitas ini mesin dapat mensubstitusi kekurangan tenaga pemetik sekitar 360 hok per ha per tahun.
Kata Kunci : Mekanisasi, petik teh, dan modifikasi desian